NAMA :
KEVIN ADI PRASETYO
NOSIS :
20190428-E
PANGKAT :
SERDA
NO :
8
PERCOBAAN 4
MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
(GENERATOR PEMBANGKIT PULSA)
1. TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
2. ALAT DAN BAHAN : - IC 555
- Resistor dan Potensio
- CAPACITOR
- LED
- OSCILOSCOPE
- LIVE WIRE
3. JELASKAN :
a. Tentang Multivibrator Astabil
Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi. Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).
Astabil Multivibrator merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang bebas (free running) dan tersulut (triggering). astable multivibrator,multivibrator astabil,rangkaian astbil multivibrator,teori multivibrator astabil,multivibrator dengan transistor,multivibrator astabil 555,definisi multivibrator astabil,pengertian astble multivibrator,output multivibrator,komponen astabil multivibrator,konsep multivibrator astabil,prinsip kerja multivibrator astabil Disebut sebagai astable multivibrator apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.
b. Tentang Fungsi Potensiometer
Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio, Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga sering digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator). Jadi apa sebenarnya Potensiometer itu?
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.
Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
c.
Tentang LED
Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)
Seperti
dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari
Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua
kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan
cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke
Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
4. RANGKAIAN
Analisa dari tabel data hasil Percobaan.
NO
|
VR 1
|
VR 2
|
OTPUT
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
10%
|
10%
|
|
2.
|
20%
|
20%
|
|
3.
|
30%
|
30%
|
|
4.
|
40%
|
40%
|
|
5.
|
50%
|
50%
|
|
6.
|
60%
|
60%
|
|
7.
|
70%
|
70%
|
|
8.
|
80%
|
80%
|
|
9.
|
90%
|
90%
|
|
10.
|
100%
|
100%
|
|
Dari percobaan yang telah dibuat bahwa
besar kecilnya frekuensi dipengaruhi oleh resistor yang ada. Dengan nilai VR1,
VR2,C1 dan C2. Maka dari data di atas dapat di lihat bahwa data yang paling
berpengaruh terhadap besarnya frekuensi adalah VR1, dan VR2. Semakin kecil
nilai resistor maka kedipan dari nyala LED semakin cepat tetapi semakin besar
nilai resistor maka kedipan kedipan dari nyala LED semakin lambat
6.
Kesimpulan
Dari
rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa IC LM 555 berfungsi sebagai Astable
Multivibrator, semakin besar nilai resistor / hambatan maka kedipan dari nyala LED
semakin lambat tetapi semakin kecil nilai resistor / hambatan maka kedipan kedipan
dari nyala LED semakin cepat. Hal itu dapat membuktikan bahwa hambatan sangat
berpengaruh pada jalanya arus pada suatu rangkaian.